Senin, 12 Desember 2011

House of Sampoerna, Catching Up the Surabaya Heritage Track Bus

Still fresh in mind, this time I'd like to share stories I made recently. Yap, this time I'll take you guys to explore some of Surabaya heritage sites, well, bukan aku sih, lebih tepatnya House of Sampoerna yang nawarin tour ini. The tour is called Surabaya Heritage Track (SHT), for the detail of the tour, u guys can visit here. So, I'll just share my story then, tadaa, here they are.

Surabaya Heritage Map, berisi peta kota Surabaya yang mencakup tempat-tempat bersejarah di Surabaya yang juga merupakan peta rute perjalanan SHT.


The Surabaya Heritage Track bus, so colourful outside, so comfy inside, apalagi di tengah-tengah panasnya hari dan padatnya lalu lintas kota Surabaya, coba bis kota di Surabaya disulap jadi kayak bisnya SHT ini ya, pasti bisa bikin warga Surabaya lebih hobi naik angkutan umum dan bisa ngurangin padatnya lalu lintas Surabaya.


Pemberhentian pertama SHT, Gedung Balai Kota Surabaya, dirancang oleh C. Citroen dan dibangun oleh H.V. Hollandshe Beton Mij dengan panjang bangunan 102 m dan lebarnya 19 m. Gedung ini cukup unik dengan bentuknya yang memanjang dan masih berasa kunonya di beberapa bagiannya.

Masih di wilayah Balai Kota Surabaya, dikenal dengan nama Taman Surya, kumpulan air mancur ini merupakan pusat dari Taman Surya, dikelilingi oleh sekumpulan area berumput yang ditanami beberapa jenis bunga. Sayangnya tidak ada tumbuhan rindang yang ditanam di taman ini, who knows why, ada yang berpendapat "biar gak dipakai nongkrong kali", hmm, it could be.
The next stop is Taman Budaya Jatim, letaknya di Jl. Genteng kali. Pendoponya sering digunakan untuk latihan dan pertunjukan tari. Pada saat gambar ini diambil, sedang berlangsung gladi bersih untuk sebuah pertunjukan wayang kulit.
Masih pada suasana gladi bersih: penyerahan gunungan kepada bapak dalang sebagai simbol akan dimulainya pentas wayang kulit.
Ada juga jadwal khusus untuk pagelaran Ludruk yang diselenggarakan di Taman Budaya ini.


Masih di Taman Budaya: Gedung Cak Durasim, gedung ini sering dipakai untuk pameran seni, acara diskusi, serta seminar budaya. Nama Cak Durasin diambil dari nama pendiri kelompok ludruk "Cak Durasim" pada jaman kolonisasi Jepang di Indonesia.


Monumen Cak Durasim, terukir didalamnya salah dua judul lagu ciptaan Cak Durasim  which is "Begupon Omahe Doro" and "Melu Nippon Tambah Soro".

The next stop is the Sampoerna museum itself. Eh, sebenarnya sih nih museum bisa jadi pemberhentian pertama, I mean, kita bisa berkunjung ke museum ini sebelum atau sesudah kita ngikut tur SHT. Museum ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian depan museum berisi beberapa peralatan pribadi milik pendiri Sampoerna. Bagian dalam berisi peralatan-peralatan dan gambar-gambar terkait perkembangan Sampoerna. Sedangkan lantai duanya merupakan tempat penjualan suvenir-suvenir. Dari lantai dua ini kita bisa melihat proses pelintingan rokok yang dikerjakan secara manual.


Foto pendiri Sampoerna, Liem Seeng Tee, beserta istri yang dipajang pada sebuah almari kuno.

Dua buah sepeda yang biasa digunakan oleh Liem Seeng Tee.
Timbangan yang biasa digunakan untuk menimbang berat tembakau. And it reminds me of one that my grandfather once had, brings back memories when I used to help my grandmother using the scale buat nimbangin hasil panen para petani di sekitar rumah.
Tanpa bermaksud mendukung orang-orang yang merokok, but this sculpture is kinda unique.
Peralatan marching band yang dimiliki oleh Sampoerna.
Mm, this is, mm, well, sepertinya aku lupa gak baca deskripsi dari obyek ini, hee, but as u can see, ini adalah semacam kereta yang biasa ditarik oleh kuda. Mungkin dulunya ini adalah milik keluarga Sampoerna, mungkin lho, hee.
This is it, me and the frontview of the museum, love the big pillar.
Ini dia nih, satu-satunya oleh-oleh yang berhasil diselundupkan dari my crunchy trip :P

So, for u guys who live around Surabaya, rugi banget kalau belum pernah nyobain tur SHT ini, gratis seru, dan menyenangkan pastinya, just don't miss it!

3 komentar: