Rabu, 12 Desember 2012

Misteri Soliter; The Mistery of Joker, The Philosopher of Life


"Aku pasti terlihat seperti sebuah tanda tanya yang hidup"

 Yap, kutipan itulah yang sepertinya sesuai dengan ekspresiku saat pertama kali melihat dan membaca sinopsis buku ini. Sebenarnya aku sedikit enggan sih buat baca ini buku, because most of this book reviews are talking about the philosophy thingy in this book, which, I don't really have any interest in it. Tapi setelah mencicipi beberapa halaman pertama, aku jadi tertarik banget buat nyemil ini buku.

"Aku ingin bangun, tetapi aku terjaga..."

Buku ini bercerita tentang seorang anak laki-laki berumur 12 tahun bernama Hans Thomas yang pergi bersama ayahnya mengelilingi Eropa untuk mencari ibunya yang kabur delapan tahun yang lalu. Dan ya, itulah inti cerita dari buku setebal 448 halaman ini, as simple as that. Yang menarik adalah cerita yang terselip di sela-sela perjalanan anak dan ayah ini. Nah, selipan ceritanya itu dibikin dalam bentuk metafiksi, yaitu cerita dalam cerita dalam cerita dalam cerita, mm, buat yang pernah nonton filmnya Leonardo Di Caprio yang Inception pasti udah punya bayangan alurnya seperti apa. Menarik, terlebih lagi menantang, alur ceritanya benar-benar bikin kita penasaran sekaligus gemes, karena kadang kita dibikin bingung kita sedang ada di bagian cerita yang mana. Tapi pengarang sedikit membantu kita dengan memperkenalkan keseluruhan tokoh di awal cerita, so at least we don't get lost much. Aku gak akan banyak membahas tentang bocoran ceritanya, biar pada penasaran, hehe. I'll just tell you about the taste of this book, so enjoy :D

"Filsuf artinya orang yang mencari kebijakan. Akan tetapi bukan berarti bahwa para filsuf memang bijak."

Ngomong-ngomong soal filsuf, buku ini ditulis oleh seorang mantan guru filsafat, dan memang buku ini banyak menonjolkan sisi filosofisnya, but no need to worry, penulis buku ini juga sering menulis buku untuk anak-anak, dan ia senang menggunakan sudut pandang anak-anak dalam beberapa tulisannya, termasuk Misteri Soliter ini, jadii, kita bisa tetap dengan mudah menikmati sajian-sajian filosofisnya.

"Socrates dengan lantang berkata pada dirinya bahwa ia hanya tahu satu hal - yakni bahwa ia tidak tahu apa-apa."

Tentang selipan ceritanya, pertama-tama kita akan dibikin bingung dengan kemunculan beberapa tokoh yang cukup aneh, dan disinilah kita akan diajak menikmati permainan imajinasi penulis, kita diajak merangkai sendiri bayangan bentuk tokoh-tokoh yang absurd. But it's fun, kita akan langsung berkenalan dengan 52 tokoh sekaligus, yap, sekaligus, beserta penampakan fisik dan sifat masing-masing, di mana satu tokohnya memiliki penampakan dan kepribadian yang sangat jauh dari kelimapuluh satu yang lain. Any guess who these 52 characters are? Kelimapuluh dua tokoh inilah yang akan menemani di sepanjang perjalanan Hans Thomas, dan kita tentunya, dan menjadikan cerita ini tak hanya sekedar cerita petualangan biasa.
 
"Aku harus bilang bahwa orang yang paling bijak adalah orang yang tak memberi kesan tahu lebih banyak dari yang sebenarnya ia ketahui."

Yap, benar sekali, kelimapuluh dua tokoh tersebut adalah satu set kartu remi, yang dalam cerita ini akan memainkan permainan soliter. Bukan permainan soliter seperti yang biasa kita mainkan sih, lebih ke masing-masing kartu memerankan perannya seperti dalam permainan soliter. Kecuali joker yang menurutku sangat unik perannya, yang always and always bertanya tentang segala hal.

"Saat kau sadar bahwa ada sesuatu yang tak kau pahami, biasanya kau telah berada di jalan yang benar untuk memahami segala sesuatu."

Dan jangan kaget, awal kita membaca alur cerita lapis kedua, dari cerita yang berlapis-lapis ini, kita mungkin akan mengerutkan dahi, cerita awalnya benar-benar aneh, disisipi beberapa kalimat yang, gak gitu nyambung. Tapi siapa sangka, dari kisah yang aneh itu bisa mengerucut membentuk sebuah akhir cerita yang cukup mengagumkan. Dan aku salut terhadap bagaimana penulis dapat memetakan idenya sedemikian rupa, bagaimanay dia membongkar dan memotong-motong idenya menjadi beberapa bagian, dan kemudian menyatukannya dengan cukup manis dan tak terduga.

"Kita adalah makhluk yang akan musnah. Tapi tidak demikian dengan mimpi-mimpi kita. Mereka bisa hidup dalam benak orang lain biarpun kita telah tiada."

Yang menarik lagi, cerita ini berawal bahkan 150 tahun sebelum Hans Thomas lahir, yang kemudian diceritakan kembali, diceritakan kembali, dan diceritakan kembali sampai pada akhirnya cerita ini sampai kepada Hans Thomas. Dan kalau kita kurang cermat membaca, kita bisa tersesat di salah satu alaur dan tiba-tiba kebingungan sedang berada di alur yang mana, when it happens, just read back the introduction pages, and you'll be back to the right track *berdasarkan pengalaman* :P

"Orang melihat apa yang ia yakini.."

Ada bagian yang bikin gregetan juga, yaitu saat Hans Thomas sendiri kebingungan dengan cerita yang dinikmatinya. Nah lho, tokoh utamanya aja sampe bingung, apalagi kita, hehe, tapi ada asiknya juga sih, di sini kita jadi punya kesempatan untuk menginterpretasikan cerita berdasarkan pemahaman kita sendiri. Jadi bisa jadi, bahkan sangat mungkin, setiap dari kita akan memberi kesimpulan yang beda-beda untuk cerita ini.

"Takdir itu seperti bongkol kembang kol yang tumbuh sama panjang ke segala arah."

Mm, kasih bocoran dikit deh, cerita ini berakhir bahagia lho, but it's not the point, really, u have to read the whole book to enjoy the taste and to get the feeling, it's not something u can just get by reading other's opinion, so, udah pada makin penasaran dan pengen baca belum yah?
"Seseorang yang mengetahui takdirnya harus menjalaninya."

Mm, kasih bonus bocoran ah, here for u I'll share the introduction of this book, boleh dikira-kira gimana alur cerita sebenarnya, selamat berimajinasi :)

Akan Kau Jumpai dalam Buku Ini
Hans Thomas, yang membaca sebuah buku mungil dalam perjalanan menuju kampung halaman para filsuf.
Ayah, yang dibesarkan di Arendal sebagai anak haram seorang serdadu Jerman sebelum kabur dari rumah untuk menjadi pelaut.
Bunda, yang tersesat di dunia mode.
Line, nenek Hans Thomas.
Kakek, yang pernah dikirim ke daerah pertempuran sebelah timur di tahun 1944
Kurcaci, yang memberi Hans Thomas sebuah kaca pembesar.
Tukang roti tua, yang memberi Hans Thomas minuman soda dan empat potong kue dalam sebuah kantong kertas.
Seorang peramal dan anak perempuannya yang amat cantik,
seorang perempuan Amerika yang kepribadiannya terbelah dua,
seorang agen mode Yunani,
seorang peneliti otak dari Rusia,
Socrates,
Raja Oedipus,
Plato,
dan seorang pelayan yang cerewet.

Akan Kau Jumpai dalam Buku Mungil
Ludwig, yang melintasi gunung untuk pergi ke Dorf di tahun 1946,
Albert, yang tumbuh sebagai anak yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia,
Tukang Roti Hans, yang kapalnya karam di tahun 1842 saat hendak pergi ke Rotterdam dan New York sebelum tinggal di Dorf sebagai seorang tukang roti,
Frode, yang mengalami kecelakaan kapal barang perak yang besar di tahun 1790 saat akan menuju Spanyol dari Meksiko.
Petani Fritz Andre dan penjaga toko Heinrich Albrechts,
52 kartu remi, termasuk As Hati, Pangeran Wajik, dan Raja Hati,
Joker, yang tahu teramat dalam dan terlalu banyak.

"Kau tak dapat menghindari waktu... Waktu mengikuti setiap langkah kita karena segala sesuatu di sekitar kita terbenam dalam kesementaraan ini."

Judul             : Misteri Soliter ~ The Solitaire Mystery ~ Kabalmysteriet
Pengarang     : Jostein Gaarder
Penerbit        : Jalasutra
Dimensi         : 448 halaman, 12 x 19 cm


0 komentar:

Posting Komentar