Minggu, 04 Mei 2014

Gizi is Easy: Sekilas tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI)



Terinspirasi dari seorang sahabat yang sedang menikmati masa-masa pemberian MPASI perdana, cerita kali ini akan aku persembahkan khususnya untuk para ibu dan para calon ibu hebat yang sedang dan akan menikmati masa-masa ajaib bersama buah hati tercinta. Selamat menikmati :)


Udah pada tau belum apa itu MPASI?

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari Air Susu Ibu (ASI).

Kenapa MPASI mulai dikenalkan pada usia 6 bulan?

Pada 6 bulan pertama usia anak, semua kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi dengan baik melalui pemberian ASI saja, atau yang biasa kita kenal dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak ada pemberian makanan lain pada masa ini selain ASI termasuk air putih -- kecuali pemberian oral rehydration solution untuk penanganan dehidrasi atau pemberian vitamin dan atau mineral atau obat-obatan bila benar-benar dibutuhkan.


Apa saja manfaat dari pemberian ASI eksklusif?

Manfaat utama yang diperoleh bayi adalah untuk mencegah infeksi gastrointestinal (infeksi pada saluran dan organ pencernaan). Manfaat lainnya adalah dapat mencegah terjadinya penyakit yang banyak muncul di masa anak-anak seperti diare dan pneumonia (radang paru-paru) serta untuk jangka waktu yang lebih lama dapat mengurangi kemungkinan terjadinya obesitas dan diabetes tipe 2. Selain itu, pemberian ASI secara eksklusif juga dapat mendukung perkembangan motorik bayi.

Selain pada bayi, manfaat pemberian ASI eksklusif juga dapat dirasakan oleh ibu. Ibu yang memberikan ASI eksklusif akan lebih lama masa lactational aminorrhea-nya (masa dimana menstruasi berhenti untuk sementara karena proses menyusui). Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penundaan kehamilan secara alami. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga dapat membantu penurunan berat badan pada ibu yang mengalami kelebihan berat badan.


Apa yang akan terjadi jika anak diberikan makanan pada usia yang terlalu dini (kurang dari 6 bulan)?

Pemberian makanan yang terlalu dini pada anak dapat memunculkan banyak masalah karena:
  • Dapat mengurangi asupan ASI
  • Sistem pencernaan bayi belum siap untuk menerima bahan makanan lain selain ASI
  • Terjadi peningkatan risiko anemia pada bayi
  • Terjadi peningkatan risiko eczema (gangguan pada kulit) pada bayi
  • Terjadi peningkatan risiko alergi pada bayi
  • Bayi berisiko tersedak karena belum siap menerima tekstur makanan

Bagaimana agar pemberian MPASI dapat berjalan dengan baik?

Perlu diingat bahwa tugas ibu adalah untuk menyediakan makanan yang tepat untuk anak. Sedangkan akan menjadi tugas anak itu sendiri untuk memutuskan seberapa banyak dia ingin makan. Tugas lain dari ibu adalah untuk membantu keberhasilan anaknya dalam proses pemberian MPASI.

Ada beberapa tips untuk membantu keberhasilan pemberian MPASI, antara lain:
  • Pilihlah bahan makanan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Sangat penting untuk memberikan makanan dengan tekstur yang sesuai serta untuk memperkenalkan jenis-jenis makanan tertentu pada usia yang tepat.
  • Berilah makanan kapanpun anak merasa lapar. Beberapa tanda yang dapat dilihat antara lain: 
    • anak menggerak-gerakkan tangan dan kakinya dengan antusias
    • anak berusaha mendekatkan kepalanya ke makanan jika ada makanan
    • anak berusaha untuk meraih makanan
    • anak membuka-buka mulutnya ketika melihat makanan
    • anak menangis
  • Pastikan anak sedang dalam posisi duduk, bukan berbaring. Akan lebih baik jika menggunakan kursi anak sehingga  anak akan dapat mengeksplorasi makanannya sendiri serta untuk mencegah anak tersedak.
  • Jangan meninggalkan anak makan sendirian.
  • Jangan terlalu banyak mengajak anak berbicara karena akan dapt mengalihkan perhatian anak dari makanannya.

Bagaimana memulai pemberian MPASI?

  • Cuci tangan ibu dan anak sebelum memulai pemberian makanan.
  • Ketika memperkenalkan makanan baru pada anak, mulailah hanya dengan satu sendok teh makanan untuk memastikan anak mau menerima makanan tersebut. Kemudian tingkatkan jumlahnya secara bertahap sesuai dengan nafsu makan anak.
  • Berikan hanya satu jenis makanan baru pada satu kali pemberian setidaknya dalam waktu tiga atau empat hari, sehingga anak akan lebih akrab dengan rasa makanan baru tersebut dan ibu bisa melihat apakah makanan baru tersebut berisiko memunculkan alergi pada anak.
  • Bersabarlah dalam memperkenalkan makanan baru pada anak. Jangan memaksakan anak untuk menerima makanan tersebut. Jika anak menolak makanan tersebut, tunggulan beberapa hari dan cobalah lagi untuk memberikan makanan tersebut. terkadang anak perlu untuk mencoba makanan tertentu sampai 10x sebeleum anak bisa menerima makanan tersebut.
  • Ijinkan anak memegang makanannya baik dengan jarinya atau dengan sendok karena anak akan mulai belajar untuk makan sendiri.
  • Jangan memaksa anak untuk makan lebih cepat atau lebih lambat dari yang biasa dia lakukan. Biarkan anak menyelesaikan makannya dengan kecepatannya sendiri. Ingat, tugas ibu adalah menyediakan makanan yang tepat dan membantu proses pemberian makan, sedangkan untuk memakan makanan adalah menjadi tugas anak.
  • Hentikan pemberian makanan jika anak sudah mulai kenyang. Jangan memaksa anak untuk makan terlalu banyak. Anak yang sudah kenyang biasanya akan menutup mulutnya, memalingkan kepalanya, menggeleng-gelengkan kepalanya, atau menangis.

Makanan apa yang sebaiknya diberikan?

  • Berikan variasi makanan sehingga anak akan terbiasa dengan banyak rasa makanan yang berbeda-beda.
  • Hindari penambahan gula dan garam.
  • Untuk pemula, berikan makanan secara terpisah (misal: tidak mencampurkan sayur dan makanan hewani) agar anak dapat mengenali rasa dari masing-masing makanan tersebut.
  • Hindari memberikan makanan olahan yang terlalu manis atau terlau berbumbu.

Apakah akan terjadi perubahan pada proses pencernaan khususnya terkait kebiasaan buang air besar? 


Perubahan yang mungkin terjadi antara lain adalah perubahan warna, ukuran, dan konsistensi tinja, serta frekuensi buang air besar. Perubahan pada proses pencernaan ini merupakan hal yang normal ketika anak mulai dikenalkan dengan makanan-makanan baru.

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di cerita selanjutnya :)


Rabu, 08 Januari 2014

BI: The Moments that Count


Been a year since the last post, udah banyak yang nanyain ini gabus masih hidup apa enggak, hee.. So, this time I'd like to introduce my new family who have been ngemong and put some more colors to my colorful life for the last three months. Halaman ini spesial buat kaliyaan :D


 
Here we are, dari kanan atas searah jarum jam ada mb Myum, bang Ikhsan, bang Sam, bang Opik, bang Huda, saya, bang Anang, dek Imron, bang Aries, kak Lily, daan kak Didi.



Kesan pertama begitu jaim, selanjutnya. . . *speechless


Purii, the beginning of Pak Lurah story :P


Bu Sri, ibunya anak-anak BI

Awal dari semua kenarsisan, Bu Sri :D


The first walk together, hangout di terminal..


The (so far) longest walk togethet, berburu pemandian air panass,..


Batu is on the go..


Jatim Park, face the fear.. (for me personally, it's more about pecel and tornado :O )

BNS, it wasn't the pasar malam that spectacular, it was US :P


Beat the super heat, Ngoro.. (anggotanya nambah satu, jadi 12)

Sebelum pulang mampir dulu ke LA


Jogjaa, Alkiid :D

Jogjaa lagii, Raminteen :D

Okaii, sekian dulu yak, moga-moga bisa segera nambah lagi moment-momentnyaa. Terima kasih buat abang-abang, kakak-kakak, mbak, dan adek buat semuanyaa. Dan terima kasih masih tetap meramaikan hidup dan nokiyutku sampai detik halaman ini diluncurkan :D

See u soon guys, love u all :D


Kamis, 27 Desember 2012

Gadis Jeruk; Love To Know You, Dad


Setelah membaca buku pertama milik Jostein Gaarder yang berjudul Mistery Soliter (I wrote about it here), aku jadi tertarik untuk membaca karya-karyanya yang lain. Beberapa karyanya udah diterjemahkan ke beberapa bahasa dan bahkan menjadi best seller di beberapa negara. Salah tiganya yang aku pernah tahu sudah diterbitkan di Indonesia adalah Dunia Sophie, Gadis Jeruk, dan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken. And I don’t really know whether I have some good luck or it’s merely a coincidence – but I’d rather say it’s a luck ‘cause I don’t really know such thing as coincidence – but right after I finished the Solitaire’s Mystery I found out that a certain bookstore I know holds a big sale, and those two of three books were on a very good price. So I decided to get those two. Now, I’m here to share the taste of The Orange Girl, Gadis Jeruk, hope u’ll enjoy it :)

Seperti biasa, dalam novel Gadis Jeruk ini Gaarder masih juga menyisipkan hal-hal yang beraroma filsafat, namun seperti biasa pula, cerita ini diceritakan dalam sudut pandang seorang anak yang kali ini berusia lima belas tahun. Keseluruhan cerita ini dimulai dari paragraf berikut:
“Ayahku meninggal sebelas tahun yang lalu. Waktu itu aku masih berusia empat tahun. Kupikir aku takkan pernah mendengar apa-apa lagi darinya, tapi kini kami sedang bersama-sama menulis sebuah buku.” 

Whew, dari paragraf awalnya saja udah bikin penasaran, bagaimana bisa seorang ayah yang udah meninggal sebelas tahun yang lalu menulis sebuah buku bersama dengan anaknya di masa sekarang. Kira-kira kisah macam apa ya yang ditawarkan Gaarder kali ini :)

“Sofa itu masih ada di situ, tapi ayah tidak lagi duduk di situ.”

Perkenalkan seorang anak bernama Georg Roed, ayahnya meninggal saat ia berusia hampir empat tahun. Georg hampir-hampir tak punya kenangan yang masih dia ingat terkait ayahnya. Sedangkan ibunya telah menikah lagi dan Georg pun punya seorang adik perempuan yang masih bayi. Hingga pada suatu hari, tiba-tiba Georg dikejutkan oleh sebuah surat yang ditulis oleh ayahnya beberapa hari sebelum ayahnya meninggal. Sebuah surat yang saangat panjang, dengan banyak halaman.

“Ibu sering mengatakan bahwa yang paling membuat ayah sedih lebih dari segalanya adalah bahwa dia mungkin akan mati sebelum bisa mengenalku lebih baik.”

“Sesekali kita ingin seseorang membaca tulisan kita empat jam, empat belas hari, atau empat puluh tahun setelah kita menuliskannya.”

Membaca surat ini benar-benar mengguncang Georg. Dalam suratnya, sang ayah ingin menceritakan, atau lebih tepatnya membagi perasaannya dengan Georg yang pada waktu itu masih belum bisa diajak bicara selayaknya. “Apakah kamu sedang duduk dengan nyaman, Georg? Setidaknya kamu mesti duduk dengan punggung yang tegak karena aku akan menyampaikan kepadamu sebuah cerita yang menyedihkan...” Begitulah bunyi pembukaan surat yang dibaca Georg. Hanya beberapa kalimat itu saja sudah cukup membuat Georg linglung, aneh rasanya ketika dia merasa sedang berbincang dengan seseorang yang telah tiada sejak sebelas tahun yang lalu itu.

“Aku mulai mengerti mengapa hantu-hantu itu begitu suka melolong dan menjerit. Itu bukanlah untuk menakut-nakuti keturunan mereka. Melainkan, karena mereka begitu kesulitan bernafas dalam waktu yang bukan waktu mereka.”

“Untuk mengada, kita tidak hanya mendapat jatah tempat. Kita juga punya rentang waktu yang sudah diterapkan.” Ketika membaca kalimat ini, Georg mulai sadar bahwa saat itu ayahnya pun tahu bahwa dia tidak akan lama lagi akan meninggalkan Georg dan ibunya. Dan Georg pun sedikit mulai dapat merasakan kesedihan dan keresahan yang dirasakan ayahnya saat menulis surat itu.

“Orang tua sering kelihatan punya waktu yang lebih banyak daripada anak kecil yang punya seluruh kehidupan di depannya.”

“Apakah dia benar-benar tersenyum kepadaku? Atau, apakah dia tersenyum tentang aku?”

“Dia tampak seperti sebuah tanda tanya hidup.”

“Aku tidak memerhatikan apa-apa pada hari minggu itu, kecuali bahwa si Gadis Jeruk tidak ada di sana. Aku hanya melihat apa yang tidak ada.”

“Sekali lagi aku mendapatkan perasaan euphoria terhadap segala sesuatu di sekitar diriku. Siapakah kita ini, yang hidup di sini? Setiap orang di pelataran itu seperti sebuah harta karun hidup yang penuh dengan pikiran dan kenangan, impian dan keinginan.”

“Bagaimana aku bisa mengenali seekor ulat kecil setelah dia berubah menjadi kupu-kupu?”

“Tapi, jika dua orang asing tidak melakukan hal lain kecuali saling mencari, tidak mengherankan jika mereka akan saling berjumpa secara kebetulan.”

“Kita tidak berbagi masa lalu kita, Jan Olav. Pertanyaannya adalah apakah kita punya masa depan bersama.”

“Tidak ada dua jeruk yang sama, Jan Olav. Bahkan, dua helai rumput pun tidak ada yang sama. Itulah alasan kamu berada di sini sekarang.”

“Kamu tidak datang jauh-jauh ke Sevilla karena ingin bertemu ‘seorang perempuan’. Kalau iya, berarti kamu telah menghadapi kerepotan yang tidak perlu karena seluruh Eropa penuh dengan perempuan. Kamu datang untuk menemuiku, dan hanya ada satu aku. Aku tidak mengirimkan kartu dari Sevilla untuk ‘seorang laki-laki’ Oslo. Aku mengirimkannya kepadamu.”

”Aku tidak memberi komentar apa-apa tentang gambar itu, dan dia pun tidak. Tidak semuanya bisa diungkap dengan kata-kata.”


Begitulah, kutipan-kutipan tersebut sedikit menggambarkan tentang  cerita si Gadis Jeruk yang diceritakan oleh ayah Georg. Pesan yang disampaikan dalam cerita ini cukup menarik Awal kemunculan si Gadis Jeruk membuat kita geleng-geleng kepala, bagaimana seseorang, atau sesuatu, yang baru saja kita kenal dan dalam waktu yang sangat singkat, dapat memunculkan ketertarikan yang luar biasa. Selain itu, cerita tentang si Gadis Jeruk juga menyiratkan bahwa ketika kita benar-benar menginginkan sesuatu, benar-benar mencarinya, dan ketika kita benar-benar percaya, pada akhirnya kita akan dapat menemukan sesuatu tersebut. So, mau tahu cerita lengkapnya? Don’t worry, I won’t tell :P 

Namun, cerita tentang si Gadis Jeruk bukanlah satu-satunya inti yang ingin disampaikan oleh ayah Georg, sebagian surat yang lain berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang sangat ingin ditanyakan oleh ayah Georg. Pertanyaan yang ditujukan kepada Georg saat dia sudah cukup bisa diajak bicara selayaknya. And yes, it’s kinda sad, I mean, there will be some part that u might feel like crying. Bagaimana sedihnya ketika ayah Georg ingin sekali menyampaikan banyak hal pada Georg namun Georg masih terlalu kecil, sedangkan ayah Georg tahu dia tak punya banyak waktu untuk menunggu Georg cukup besar untuk dapat diajak bicara. Namun ayah Georg tetap menjadikan Georg teman terbaiknya, dengan cara menuliskan sebuah surat yang diharapkan akan dibaca Georg saat dia sudah cukup besar.

“Setelah berusia hampir lima belas miliar tahun, barulah alam semesta mendapatkan alat yang sebegitu fundamental seperti mata untuk melihat dirinya sendiri.”

“Jika kita pertimbangkan berat badan tawon, ia mampu mencapai kecepatan ratusan kali lebih unggul daripada jumbo jet. Kami tertawa karena tawon bisa terbang begitu kencang.”

“Lihatlah dunia ini, Georg, lihat dunia ini ketika engkau menjejali dirimu dengan terlalu banyak fisika dan kimia.”

“Jangan katakan bahwa alam ini bukan sebuah mukjizat.”

“Kemudian, akan tiba satu kesempatan terakhir untuk melepas penutup mata, kesempatan terakhir untuk menyerahkan diri pada ketakjuban yang kau beri ucapan selamat jalan dan pergi meninggalkanmu.”

“Aku ingin jadi penulis, seseorang yang merayakan dunia tempat kita hidup ini dengan kata-kata.”

“Aku tidak pernah berhasil menjadi penulis. Akan tetapi, setidaknya, aku sudah menuliskan surat ini untukmu.”

“Tidak banyak yang bisa kamu ingat dari masa di bawah empat tahun.”

“Dalam cara tertentu, kamu mengetahui aku lebih baik dibandingkan banyak orang lain meskipun kita berdua belum pernah bicara selayaknya semenjak kamu berusia empat tahun.”

“Segala sesuatu yang ada hanya ada hingga segalanya berakhir.”

“Salah satu hal yang aku tahu paling cepat menular adalah tawa. Namun, penderitaan pun bisa menular. Berbeda halnya dengan ketakutan. Takut tidak bisa dikomunikasikan semudah tawa atau kesedihan, dan itu baik. Takut hampir merupakan sesuatu yang sangat menyendiri.”

“Barangkali kamu merasakan bahwa sebenarnya bukan aku yang duduk menemanimu. Kamulah yang duduk menemaniku. Kamu sedang menjaga ayah.”

“Kadang-kadang lebih terasa menyakitkan bagi manusia untuk kehilangan sesuatu yang disayanginya daripada tak pernah memilikinya sama sekali.”

“Akan tetapi, impian tentang sesuatu yang tak mungkin, memiliki nama tersendiri. Kita menyebutnya harapan.”

“Ketika aku dan ayah melayang menembus angkasa bersama-sama, dan ayah tiba-tiba menangis, kusadari bahwa tidak ada satu apa pun di dunia ini yang bisa dijadikan sandaran.”

“Aku adalah teman baik Ayah,” kataku, “tapi Ibu adalah cinta sejatinya.”

“Hidup ini singkat bagi mereka yang benar-benar bisa memahami bahwa suatu hari, seluruh dunia ini akan tiba pada titik akhir yang penghabisan.”

“Jika aku tahu bahwa sesuatu berasa luar biasa lezat, aku masih mungkin menolak untuk mencicipinya jika yang ditawarkan kepadaku hanya seberat satu miligram.”

Well, I’m not a good writer, dan mungkin apa yang aku tulis ini masih jauh dari isi buku ini yang sesungguhnya. But I know some authors, and now, just by reading his three books, I declare him to be one of my favourite author. Dari buku Gadis Jeruk ini, ada beberapa hal yang sangat menarik perhatianku. Cerita tentang si Gadis Jeruk benar-benar membuatku penasaran ingin mengetahui bagaimana akhir ceritanya. Tokoh-tokohnya sedikit disamarkan sehingga kita akan keasikan menebak-nebak siapakah para tokoh itu sesungguhnya. Feeling yang disampaikan pun begitu kuat, bagaimana sang ayah sangat ingin Georg mengenalnya lebih dari siapapun, bagaimana sang ayah sangat ingin bersahabat dengan Georg namun terhalang oleh singkatnya waktu hidupnya, serta bagaimana Georg akhirnya mengetahui banyak hal yang cukup membolak-balikkan perasaannya setelah membaca surat dari ayahnya. Dan masih sama seperti buku pertamanya, Misteri Soliter, aku sangat menyukai bagaimana Gaarder memotong-motong idenya, menyebarkannya di beberapa bagian yang terpisah yang pada akhirnya mengerucut dengan sendirinya, dengan sangat rapi; serta bagaimana dia membuat kita asik menebak-nebak siapa adalah siapa dan apa pengaruhnya terhadap siapa. He’s such a smart guy, hee..

Siapakah Gadis Jeruk itu sebenarnya? Pertanyaan apa saja yang harus dijawab Georg? Bagaimana Georg melihat dunia setelah dia membaca surat dari ayahnya? Bagaimana cerita ini akan menginspirasi pemikiran kita pada akhirnya? Want to find the answers of these question already? ;D

And last but not the least, membaca buku ini benar-benar membuatku bersyukur, aku masih memiliki seorang bapak yang hebat, yang masih akan membukakan pintu dan menyambut dengan senyumnya saat aku pulang kerumah. It’s such a priceless blessing. Love u, bapak :)

 “Aku telah mewarisi penyesalan yang dalam ini dari Ayahku, sebuah penyesalan tentang keharusan untuk meninggalkan dunia ini suatu hari.”

“Namun, aku juga telah mewarisi sebuah mata untuk melihat betapa hidup ini sangat fantastis.”

Judul buku : Gadis Jeruk, The Orange Girl, Appelsinpiken
Pengarang : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan
Tebal : 256 halaman


Ada Dua Laut di Palestina; Share The Blessing We Get

"Memberi itu sama artinya dengan memberikan kehidupan bukan saja kepada orang lain, melainkan juga kepada dirimu sendiri." ~ Sean Covey

Yup, gak akan ada abisnya kalo kita ngomongin tentang hal-hal terkait memberi. Sekecil apapun pemberian itu, pasti ada manfaat yang diperoleh baik oleh penerima dan terlebih lagi bagi yang memberi. Setelah dulu sempet mengutip cerita Tongkat Punya Siapa (bisa diintip di sini), beberapa waktu yang lalu aku ketemu lagi nih sama cerita unik tentang memberi. So, here I am sharing it, enjoy :)

Ada dua laut di Palestina. Yang satu segar, dan banyak ikannya. Tepinya kaya dengan kehijauan. Pohon-pohon menjulurkan cabang-cabangnya di atasnya dan juga akarnya yang haus untuk menyerap airnya yang menyembuhkan. 

Sungai Yordan menjadikan laut ini dengan air pegunungan yang berkilauan. Maka tampak tertawa kalau tertimpa sinar matahari. Dan banyak orang membangun rumahnya dekat sungai ini, dan burung membangun sarangnya di pohon dekat sungai ini; dan setiap jenis kehidupan menjadi lebih bahagia berkat sungai ini.

Sungai Yordan mengalir terus ke selatan ke laut lain.

Di laut yang satu ini, tak ada ikan yang berkeriapan, tak ada daun yang melambai, tak ada suara burung berkicau, tak ada tawanya anak-anak. Para pelancong memilih rute lain, kecuali kalau rutenya mendesak. Udara di atas airnya berat, dan baik manusia maupun binatang atau unggas, takkan minum airnya.

Apa sih yang membuat perbedaan  besar di antara kedua laut yang berkedekatan ini? Bukan sungai Yordan. Sungai Yordan mengalirkan air yang sama baiknya ke dalam kedua laut ini. Bukan tanahnya; bukan negara di mana kedua laut ini berada.

Inilah bedanya. Laut Galilea menerima tetapi tidak menahan air dari Sungai Yordan. Untuk setiap tetes yang mengalir ke dalamnya, ada setetes yang mengalir keluar darinya. Memberi dan menerima, berlangsung seimbang.

Laut yang satunya lebih cerdik, menimbun pemasukannya dengan serakah. Sungai ini takkan tergoda oleh dorongan untuk bermurah hati. Setiap tetes yang diterimanya, ditahannya.

Laut Galilea memberi dan hidup. Laut yang satunya  tidak memberi apa-apa. Namanya Laut Mati.

Ada dua tipe orang di dunia. Ada dua laut di Palestina.



Dikutip dari The Man Nobody Knows karya Bruce Barton

Minggu, 16 Desember 2012

Count on Me, What Friends Are For

"Friendship... is not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything." ~ Muhammad Ali

Tetiba kangen sama para bestie gara-gara nonton video ini. Hmm, love all of ur friends and never take them for granted coz there'll never be the other like them. Suka juga sama videonya, it's cute, selamat menikmati yaa :D


"Count On Me"
[Verse 1:]
Oh uh-huh
If you ever find yourself stuck in the middle of the sea
I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see
I'll be the light to guide you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

[Chorus:]
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
You'll be there
'Cause that's what friends are supposed to do, oh yeah
Ooooooh, oooohhh yeah, yeah

[Verse 2:]
If you're tossin' and you're turnin'
And you just can't fall asleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget how much you really mean to me
Every day I will remind you

Oooh
Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

[Chorus:]
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
You'll be there
'Cause that's what friends are supposed to do, oh yeah
Ooooooh, oooohhh yeah, yeah

You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go, never say goodbye
You know...

[Chorus:]
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
You'll be there
'Cause that's what friends are supposed to do, oh yeah
Ooooooh, oooohhh

You can count on me 'cause I can count on you

Sabtu, 15 Desember 2012

The 20th, Thinking Twice Before To Act



This post addresses to dsp, my younger bru who never fails to amaze me. Just as u said before bru, being 20th is about thinking twice before to act, so Happy 20th! Be a better man! The crows, they're not alone, they fly together, means that u'll never be able to live alone, love those people around u, who are there for u, and never take them for granted. But still, there's the biggest one, the one who leads all the way. U too, man, be a leader, a good one, and bring those around you into some direction where u guys can be some bless for others. The control buttons, it represents ur passions, never stop on doing what u have passion on, coz doing that will help u find urself somehow, so, live up ur passions! The symmetrical dsp, no matter how u look at it, it spells dsp, so are u, no matter where u are, whatever people think about u, whatever environment u're in, just be urself, be the dsp. Last, but of course not the least, *coz I love to save the best for the last* I hope u'll love Allah more and more, coz nothing's better than Allah's love when it comes to find some answer, which I know u know better already. Have a superb life, bru!

with so much love as always